Saturday 18 April 2015

Busana adat jawa

Dalam keseharianya warga pulau jawa pada umumnya, terlebih warga daerah istimewa yogyakarta pada umumnya mengenakan pakain atau Busana adat jawa yang terdiri dari blangkon surjan dan jarit, ketiga pakain tersebut sudah mewakili seseorang untuk bisa dikatakan memakai pakain adat jawa, seperti kita ketahui akhir-akhir ini pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya, dan daerah-daerah lain pada umumnya mewajibkan para PNS dilingkungan tempat mereka bekerja, untuk menggunakan pakain adat ini, sebagai bentuk kepedulian terhadap budaya adiluhung yang telah diwariskan oleh para nenek moyang kepada ahli waris penerusnya, tentunya kita sebagai penerus generasi yang telah mendahului kita, sudah sepantasnya untuk melanjutkan estafet budaya yang telah diakui oleh dunia yaitu batik, sebagai bahan pokok atau bahan dasar dari busana adat jawa ini.

Karena apabila kita tidak berkompeten untuk melanjutkanya, niscaya pakain kebesaran para leluhur kita akan tergerus oleh arus mode dari budaya lain yang tentunya tidak ada pakem atau wewaler sebagai simbol yang memaknainya

Blangkon-Batik-Jogja
 Gambar yang yang terlihat diatas adalah sebagai atasan atau penutup kepala yang lazim disebut sebagai blangkon, ini adalah salah satu dari tiga komponen dasar busana adat jawa, khusunya gaya yogyakarta.. Nah pembuatan blangkon ini hanya ada beberapa wilayah saja di yogyakarta yang bisa membuat atau memproduksinya, salah satu diantaranya adalah terletak di Dusun Beji Sidoarum Godean Sleman, mayoritas penduduk disana adalah perajin blangkon, baik yang sudah berpengalaman atau yang baru belajar, Untuk lebih jelasnya baca Beji Dusun Perajin Blangkon Andalan JOGJA ,karena prosesnya yang manual perlu kesabaran dan ketelitian dalam proses pembuatan blangkon ini, satu satunya mesin yang bisa digunakan dalam pengerjaan blangkon ini adalah mesin jahit yang hanya 20% dari total pengerjaan keseluruhan.